Saya kira pernikahan adalah sebuah jembatan menuju sebuah
kebahagiaan…
Tapi malam ini semua berubah….
Tampak luar dia setegar karang…tapi ternyata dia serapuh
bunga es…..
Senyumnya mencerminkan kebahagiaan tapi penutup semua
lukanya…
Kesederhanann dirinya membuat orang bertanya ada apa dengan
dirinya….
Malam ini dia menceritakan semua masalahnya…..
Menunjukkan seberapa perih lukanya…
Ternyata dari lukanya hanya satu kalimat yang membuatku
bertetes hujan….
“saya menyesal telah menikahi anda, saya terpaksa, anda
bukan pilihan saya…..”
Begitu perih sayatan dari kata-kata itu…..
Tak kuat rasanya ingin menurunkan hujan yang teramat deras…
Tapi aku harus kuat didepannya…..
Sayatan kecil dilukanya adalah sebuah mutilasi di hatiku…
Karena sakitnya dia adalah matinya aku…
Lukanya dia adalah perihnya aku….
Begitu kejam kata-kata sialan itu keluar menyakiti hatinya…..
Untuk apa menikahi anda bila dia sepengecut itu…….
Aku tak mampu dan tak kuat menahannya…sebersit perasaan
menyesal mengalir di ulu hati..
Perih….rasanya hati ini bagai dicincang-cincang….
Aku terlalu sayang pada anda….
Anda terlalu kuat dan terlalu egois untuk membaginya pada
orang lain…..
Hanya satu doaku untukmu….Bahagaikanlah Kakakku, penuntun
jiwaku, pencerah jalanku, penyemangat hidupku selain mamah dan
bapak…..kuatkanlah langkah kakinya….
Ringankanlah bebannya……berilah senyuman bahagia untuknya……
Jagalah dia untukku…aku rela aku bertukar sakit demi
kebahagiaannya….
Bahkan demu melihat senyum dan tawanya aku siap bila harus
bertukar dengan nyawa….
Anda adalah penerang di keluargaku…tiang memperkokoh hati
keluargaku…….
Jagalah mereka untukku bila memang suatu saat Allah menukar
nyawaku untuk kebahagiaanmu……….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar